Seri 3 - Petualangan Aceng Fikri: Bu Aida, Guru Seks-ku

Posted by bugil copas bikin ngaceng on Tuesday, 29 April 2014

BLOG TIRUAN | Cerita Dewasa Seri 3 - Petualangan Aceng Fikri: Bu Aida, Guru Seks-ku. Pergumulan birahi di gudang ini pun berlanjut menjadi dua laki-laki vs dua wanita setelah sempat terganggu sejenak.

“Nungging Bu, hehehe...” Pak Darno meminta Bu Tiara menunggingkan pantatnya dengan tangan berpegangan pada rak.

Penjaga sekolah itu menaikkan rok span Bu Tiara hingga perut kemudian ia berlutut di hadapan pantat Bu Tiara yang menungging. ‘Sssslllrrrp’ pria itu membenamkan wajahnya di antara selangkangan wanita itu dan mulai menghisapi vaginanya.

“Ooohhh....aaahhhh!” Bu Tiara mendesah dengan wajah memerah akibat rasa nikmat yang menjalari vaginanya.

Cerita Dewasa Seri 3 - Petualangan Aceng Fikri: Bu Aida, Guru Seks-ku

Cerita Dewasa Seri 3 - Petualangan Aceng Fikri: Bu Aida, Guru Seks-ku
Melihat adegan mereka, birahiku juga semakin naik saja, bibirku dengan Bu Aida tiada henti berpagutan saling beradu lidah dan di bawah sana kejantananku masih sibuk mengaduk-aduk vagina Bu Aida dengan ritme teratur. Rintihan guruku ini panjang pendek menimpali setiap genjotan. Aku merasakan gerakannya mulai liar. Ia menghajar selangkangaku dengan cepat, zakarku jadi agak ngilu ditindih olehnya, membuatku mulai kewalahan.Ketika berciuman dengan panas itu, aku menarik ikat rambutnya sehingga rambut hitam sebahukunya itu pun tergerai membuat penampilannya makin menggairahkan, saat itu pula aku melucuti kemeja dan branya sehingga di tubuhnya tinggal roknya yang tersingkap, beliaupun melucuti seragam sekolahku. Dinding vaginanya meremasi batang penisku seperti diurut, terdorong ke depan dan belakang. Aku membantunya dengan menaik turunkan pantatku, bunyi kemaluan kami yang tengah bergesek terdengar jelas. "Plok..plok..plok..." Sekitar lima menit kemudian, ia pun merintih panjang dan tubuhnya mengejang, pelukannya terhadapku semakin erat. Aku langsung mencengkram kuat kedua bongkahan pantat semok itu, selangkanganya terbuka lebar, kini aku bebas menyerangnya dengan hebat dan penuh tenaga.
“ Aduuuuuh...Ceng...ibu udah gak kuaatt..aduuhh...shhhh...uhhhh...." desahnya penuh kenikmatan.
Cairan orgasme yang hangat pun meleleh membasahi pangkal kemaluanku hingga akhirnya Bu Aida berhenti mengejang dan terkulai lemas dalam dekapanku, nafasnya seperti terputus.
"Huuhhhh......nikmat loh Ceng...hhhhh..." bisiknya ditelingaku.
Saat itu, Pak Darno sedang asyik menggenjoti vagina Bu Tiara dalam posisi berdiri.
“Akhh…enak …agak cepat donk Pak” pinta Bu Tiara yang tengah dikuasai birahi

Pak Darno langsung mengabulkan permintaan itu dengan mempercepat irama sodokan penisnya ke dalam vagina wanita itu. Kelamin mereka beradu menimbulkan bunyi berdecak-decak yang semakin memanaskan suasana. Penjaga sekolah itu dibuat merem melek karena menikmati penisnya dihisap dan diremasi vagina Bu Tiara, sementara Bu Tiara dengan perlahan mengikuti gerakan pompaan batang kemaluan tersebut dengan diselingi goyangan putar sehingga membuat Pak Darno makin mengerang tak karuan merasakan kenikmatan tiada tara pada batang kemaluannya. Tangannya yang mencengkeram pantat Bu Tiara sesekali menampar bongkahan yang montok itu sementara tangan satunya dengan liarnya bergerilya di kedua buah dada Bu Tiara yang indah itu. Payudara staff admin itu pun memerah karena sedari tadi sudah diremas, dikulum bahkan diobok-obok dengan putaran dan cengkeraman kuat dari tangan Pak Darno.

“Akhhh…Pak jangan keras-keras dong ngeremesnya! Sakit nih dada saya” erang Bu Tiara memprotes ketika pria itu mempercepat sodokan penisnya sembari meremas buah dadanya dengan brutal.
“Eheheh...maaf Bu. Soalnya tetek ibu benar-benar bikin gemes sih. Kaya orangnya aja nih hehe…” seloroh pria itu sembari kembali memasukkan penisnya yang sempat keluar karena desakan paha Bu Tiara.
Bu Aida menyandarkan kepalanya di bahuku sambil menyaksikan adegan mereka. Dadanya naik turun berusaha memulihkan nafasnya, aku menatapnya sambil tersenyum.
"Gimana Bu? Masih pengen lagi..hehe.." godaku sambil meraba-raba payudaranya.
"Kenapa ngga? Tapi Ibu istrirahat bentar ya, pegel nih" katanya memeluku dari samping.
"Iya bu...tenang aja...gimana kalau sambil ngisepin kontol saya, boleh ga Bu?" pintaku, “horny nih ngeliat Bu Tiara”
Beliau menatapku dengan senyum binal, “Udah berani yah kamu minta gitu?” katanya seraya mencubit putingku
"Hehehe...siapa dulu dong yang ngajarin” godaku.
“Ya udah, duduk gih di situ!” suruhnya melirik ke sebuah bangku kelas yang sudah tidak ada sandarannya, “Ibu buka baju dulu, biar gak kusut”

Aku menarik bangku tersebut lalu menepuk-nepuk tempat duduknya yang berdebu sebelum duduk di atasnya, sementara Bu Aida membuka pakaiannya hingga bugil total, yang tersisa di tubuhnya tinggal kalung, cincin kawin, kacamata, serta sepatu haknya saja. Ia lalu berlutut di antara selangkanganku. Kemudian Bu Aida menggenggam penisku dan mulai mengocoknya perlahan-lahan. Penisku pun berdiri setegak-tegaknya di hadapan muka guruku ini. Dari dulu aku tidak pernah bermimpi hal seperti ini bisa terjadi, guruku berlutut di antara selangkanganku memberikan pelayanan oral seks, wajah cantiknya itu menjadi semakin seksi saja ketika menjilati penisku dan menghisapnya sembari mengocoknya di dalam mulutnya. Setelah kira -kira lima menit kemudian, aku tidak dapat menahan rasa geli dari lidah Bu Aida yang menggelitik lubang kencingku. Belum pernah saya merasa seperti begitu, semua kenikmatan duniawi ini seperti berpusat tepat di tengah-tengah penisku itu. Di depan sana Pak Darno semakin ganas menggenjoti Bu Tiara.
“Uuuhhh...enak Bu...asyik yah kita pesta seks di sini!” kata Pak Darno sambil terus meremas-remas payudara Bu Tiara sambil sesekali menoleh ke arahku yang sedang dioral Bu Aida dan tersenyum, “hehe...enak yah dik, entar kita tukeran yah!”
Bu Tiara semakin mendesah dan jemarinya mencengkeram rak.
“Akhh…gak pernah bosen sama memeknya Ibu, seret bangethh!!” desah Pak Darno menyodokkan penisnya dalam-dalam.

Tiba-tiba Bu Aida berkata, "Ini pasti kamu sudah hampir keluar, ibu hisap saja yah"
Aku hanya mengangguk saja, pasrah mau diapakan saja. Dan kembali lidahnya menjilat kepala kemaluanku dengan halus, sembari menyedot ke dalam mulutnya. Bibirnya merah merekah tampak sangat seksi menutupi seluruh kemaluanku. Mulut dan lidahnya terasa sangat hangat dan basah. Lidahnya dipermainkan dengan sangat mahir. Matanya tetap memandang mataku seperti untuk meyakinkanku. Kepalanya tampak turun naik di sepanjang kemaluanku, Sesekali Bu Aida juga menghisap kedua bijiku bergantian dengan gigitan-gigitan kecil. Aku berpegangan erat pada pinggiran kursi dan mendesah nikmat. Menerima rangsangan terus-menerus seperti ini aku merasa gelombang orgasmeku mulai datang. Detak jantungku kini semakin cepat dan nafasku mulai terengah-engah. Aku benar-benar sudah di ambang orgasme akibat berulang kali kepala penisku disapu lidah serta dihisap oleh guruku yang cantik ini.

“Aaaaaaaaaaah… Ibu…!! Saya keluaar…!!” aku akhirnya mengerang panjang karena merasakan nikmat yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.
Permainan lidah dan tangan Bu Aida akhirnya tubuhku mengejang dengan sangat hebat
Tangan kiriku meremas-remas payudaranya sedangkan tangan kananku menekan kepala Bu Aida agar lebih terbenam lagi di selangkanganku. Aku merasakan penisku yang sudah memuncratkan laharnya masih dihisap kuat olehnya dan dengan rakusnya ia melahap setiap tetes cairan yang terus menyemprot dari sana.
“Aaaaaaaaaaaaah…!! U-udaaaah Bu…! Saya udaah nggaak kuaaat lagiiii…!!” aku memohon agar Bu Aida menghentikan hisapannya pada penisku.

Tanpa memperdulikan permintaanku, guruku ini terus melumat penisku dengan rakusnya. Lidahnya menjilati kepala penisku beserta lubang kencing, memberi sensasi yang sungguh luar biasa. Aku benar-benar telah diombang-ambingkan oleh gelombang orgasme yang nikmat dan mataku menjadi merem-melek dibuatnya. Setelah menyantap spermaku hingga benar-benar habis barulah ia menghentikan hisapannya, tidak sedikitpun spermaku menetes keluar dari mulutnya.
“Duuuhh… asli enak banget Bu…hosshh...hoossshhh!” kataku dengan nafas terengah-engah.
“Kenapa? Kamu gak suka?” tanyanya
“Suka Bu, tapi bener-bener ga nahan banget tadi” kataku sambil tersenyum puas.
“Wah kayanya sepongan Bu Aida mantap nih, saya nanti coba ya Bu!” sahut Pak Darno yang terus menyetubuhi Bu Tiara.
“Kalau Bapak masih kuat silakan aja hehehe...” jawab Bu Aida.
Nafsu birahi guruku ini memang besar, ia tidak memberi kesempatan bagiku untuk beristirahat, ia mencium lagi bibirku yang juga kubalas dengan tidak kalah bernafsu. Selagi kami berciuman aku dapat mencium aroma tajam dari spermaku pada mulutnya.
“Ceng…masukin dong… Ibu udah kepengen…” katanya mesra di telingaku setelah penisku menegang lagi.
“Beres Bu! Tapi biar lebih enak kita pindah ke deket mereka aja yuk!” ajakku dengan penuh semangat.
“Dasar biar bisa pegang-pegang Bu Tiara ya?”
“Hehehe...tau aja si ibu?”
Kami pun pindah ke sebelah mereka lalu Bu Aida mengambil posisi nungging sambil pegangan ke rak persis dengan Bu Tiara.

“Ayo sini, asyik kan ngentot rame-rame gini !” panggil Pak Darno dengan antusias
“Wah Bu Aida, montok bener....wuih!” Pak Darno menepuk pantat Bu Aida dan meremasnya dengan gemas.
“Ihh....apa sih Pak pegang-pegang? Cunihin banget!” omel Bu Aida.
“Hehehe...tapi ibu suka kan?” goda pria itu.
“Udah ah, bapak sama Tiara aja dulu! Fokus dong! Ya ga Tia?”
Bu Tiara hanya mendesah-desah saja tengah dilanda kenikmatan tanpa terlalu menghiraukan yang lain. Aku melebarkan kedua paha guruku itu lalu mengarahkan penisku di antara vaginaku. Bibir vagina Bu Aida jadi ikut terbuka siap untuk menyambut penisku yang akan memasukinya. Namun aku tidak langsung mencoblos vaginanya, melainkan sengaja menggesek-gesekkan terlebih dahulu kepala penisku pada bibir luar vaginanya yang sudah banjir agar semakin memancing birahinya.

“Masukiiiin sekarang Ceng…kamu ngapain sih??!!” karena sudah tidak sabar ingin segera dicoblos ia memohon seperti wanita haus seks, sungguh beda sekali dengan kesehariannya yang anggun itu
Aku pun membimbing penisku yang sudah tegang dan keras sekali memasuki gerbang vaginanya.
“Uuughhh… !” lenguh Bu Aida dengan tubuh menggeliat setelah merasakan penisku yang kini melesak masuk memenuhi rongga vaginanya, “aaaakkhh…” erangnya lebih keras sambil mempererat pegangannya pada rak saat penisku sudah masuk seluruhnya ke dalam vaginanya.

Dengan perlahan aku mulai menggenjot vagina guruku yang sudah mulai basah lagi. Kami berdua sama-sama saling melampiaskan hasrat dan nafsu yang begitu menggebu-gebu. Kami melakukannya dengan posisi yang sama dengan pasangan Pak Darno dan Bu Tiara di sebelah sehingga tampak seperti sedang lomba doggie style. Pelan-pelan aku menarik penisku lalu ditekan ke dalam lagi seakan ingin menikmati dulu gesekan-gesekan pada himpitan vaginanya yang bergerinjal-gerinjal. Bu Aida juga ikut menggoyangkan pinggul dan memainkan otot vaginanya mengimbangi hentakan penisku.
“Aaaauuuuuuhhh…!!” ia menjerit lebih keras akibat hentakan keras dari penisku
Selama menyetubuh Bu Aida, tanganku pun iseng mampir grepe-grepe pantat Bu Tiara yang tengah digenjot Pak Darno.

“Hhsshh...hsss...namamu siapa?” tanya Pak Darno tanpa berhenti menggenjot.
“Aceng Pak” jawabku
“Kecil-kecil udah bisa ngajak gurunya ngentot ya, hebat kamu hehehe”
“Hoki aja Pak, ceritanya panjang....”
“Ceng jangan ngomong macem-macem kamu, fokus dong kalau ML, atau ibu pergi!” tiba-tiba Bu Aida menghardikku
“Eh...iya Bu, maaf iya saya terusin nih!” aku terus menggenjoti tubuh guruku itu..

Kujulurkan tangan kananku ke depan meraih payudara kanan Bu Aida yang bergelayutan itu dan tangan kiriku meraih payudara kanan Bu Tiara. Sementara di bawah sana penisku semakin gencar mengaduk-aduk vagina guru cantikku diimbangi oleh goyangannya juga. Sambil menggenjot tanganku asyik meremas-remas payudara kedua wanita ini.
“Aaaaaagh… Aaaaaah… Oooooh…” Bu Tiara menceracau makin keras, kelihatannya ia akan mengalami orgasme kembali.

Pak Darno menarik wajah Bu Tiara dan memagut mulutnya sehingga erangan orgasmenya dapat teredam. Satu tangan si penjaga sekolah itu memegangi payudara kanan Bu Tiara dan meremasinya. Ia masih terus menusuk-nusukkan penisnya pada vagina Bu Tiara untuk menyusulnya ke puncak. Sepertinya Bu Aida pun sudah akan klimaks, aku dapat merasakan bibir vaginanya mengapit penisku makin kencang dan dinding-dinding bergerinjal di dalamnya menggeseki penisku di dalam sana. Goyangan pinggulnya juga semakin liar dan desahannya pun semakin tidak karuan.
“Aaaahhh… ibu keluar lagi Ceng…!! Oooohhhh…” Bu Aida melenguh panjang ketika ia kembali mencapai orgasmenya.
“Aceng juga nih Bu....oohh… eenak bangeeet !!” kepalaku menengadah sambil mempercepat keluar-masuknya penisku ke vaginanya yang sudah banjir, “Bu Aida....oooohhh… Bu...keluar Bu!!” akhirnya spermaku pun kembali menyemprot tanpa dapat ditahan lagi.

Kubiarkan batang penisku tetap menancap di dalam jepitan vaginanya hingga kurasakan lubang kemaluan Bu Aida berdenyut-denyut pelan seolah memeras sisa-sisa sperma yang masih tersimpan di dalam penisku, kubiarkan biar tuntas sekalian. Nafasku kembang kempis tinggal satu-satu, saling berlomba dengan nafas Bu Aida yang juga memburu.

“Sekarang giliran Bapak yang sama Bu Aida yah…” sahut Pak Darno setelah melihat kami berhenti bergoyang dan saling berpelukan.

Aku menatap wajah Bu Aida dan ia mengangguk menyetujui permintaan si penjaga sekolah itu, kami pun bertukar tempat. Pak Darno langsung mendekap tubuh Bu Aida dan keduanya langsung berciuman panas dalam posisi berdiri. Terbesit rasa cemburu dalam dadaku melihat Bu Aida berpagutan dengan pria lain, entah mengapa aku harus cemburu ya? Padahal kan dia istri orang, mungkin karena dia wanita pertama yang ML denganku sehingga mempunyai kesan terserndiri. Beberapa saat aku terbengong memandangi mereka sampai aku lupa kan masih ada Bu Tiara yang kini sedang terduduk lemas di tempatnya berdiri tadi. Kudekati staff admin yang cantik itu.

”Eh, mau apa kamu?” tanya staff admin itu merasa canggung, ” eh...kamu jangan kurang ajar ya!” hardiknya ketika aku meraih payudaranya yang terbuka.
”Lho kenapa Bu? Tadi kan boleh saya remes-remes... kok jadi dilarang sekarang? Ibu suka ngentotan yah sama Pak Darno? Kok sama saya gak mau?”
”AHH...itu... ehh... anu...” Bu Tiara gelagapan tidak tahu harus menjawab apa, ia ingin berkelit tapi matanya tak berkedip ia menatap penisku yang sudah mulai bangun lagi.
”Anu...anu apa hayo?? Anu saya ini kali yah maksudnya Bu?” aku terus menggodanya, “saya kepengen lagi nih Bu, tuh kontol saya udah tegang lagi!” kataku sambil mengelus-elus penisnya naik turun membuat Bu Tiara tak sanggup mengalihkan pandangannya.
”Iihhh....jorok amat sih kamu!!...” ketus Bu Tiara tapi tidah beranjak dari posisinya.
Tanpa menunggu lebih lama, aku yang sudah kembali bergairah segera melumat habis bibir Bu Tiara.
”Mmph... mmppf... aah...” Bu Tiara mendesah sambil mendorong-dorong dadaku, tapi tidak kelihatan ingin menolak, dorongannya pun tidak terasa kuat.

Sebentar saja mulutnya membuka membiarkan lidahku masuk, kami pun beradu lidah dengan penuh nafsu. Jemariku mengusap-usap vaginanya yang sudah sangat basah itu. Bu Tiara semakin tak kuasa untuk menahan kenikmatannya ketika jariku menggesek lembut labia mayoranya lalu mulai masuk mengocoki liang kenikmatannya. Sesaat kemudian kukeluarkan jariku dari liang kenikmatannya, lalu kusodorkan jemariku yang dibasahi oleh sperma bercampur lendir kenikmatan itu ke bibir Bu Tiara.

“Ih...apa sih? Jorok ah” kata Bu Tiara memalingkan muka.

“Ah si ibu, pura-pura aja, masa gak pernah sih nyicipin peju?” aku menempelkan jariku ke bibirnya.
Dan perlahan Bu Tiara membuka mulutnya dan mengulum telunjukku yang penuh dilumuri oleh lendir kenikmatannya sendiri itu dengan penuh nafsu. Aku pun menggerak-gerakkan jariku yang sedang dikulumnya menirukan adegan yang sering kutonton di film bokep.

Bersambung...

Baca Juga Cerita Dewasa:
Seri 1 - Petualangan Aceng Fikri: Bu Aida, Guru Seks-ku [KLIK DISINI]
Seri 2 - Petualangan Aceng Fikri: Bu Aida, Guru Seks-ku [KLIK DISINI]
Seri 3 - Petualangan Aceng Fikri: Bu Aida, Guru Seks-ku [KLIK DISINI]
Seri 4 - Petualangan Aceng Fikri: Bu Aida, Guru Seks-ku [KLIK DISINI]

Blog, Updated at: 21:01

0 comments:

Post a Comment

Paling Populer

Daftar isi