BLOG TIRUAN - Cerita Dewasa: Rina Sahabatanku. Setiap jalan hidupku terutama dalam sebuah pertemanan adalah hal yang paling menarik.Diantara kesunyian hidup manusia sebagian di isi dengan hubungan sebuah pertemanan.Keakrapan dan rasa saling membagi ada dalam jiwa masing-masing lawan.Bukanberarti semua teman akan menjadi kawan sejati,sebaliknya mungkin akan menjadi sebuah lawan yang menakutkan.
Cerita perteman yang akan ku bagikan di BLOG TIRUAN mengangkat kisah pertemanan ku.Kami sangat baik dan sering melakukan hal-hal apapun secara bersama.Hingga kami dewasa aku dikenalkan dengan temen ku sebuah arti sex dengan pasangan,berawal dari melihat dia melakukan ML dengan pacranya akhirnya aku tertarik untuk mencobanya.Berikut cerita selengkapnya.
Waktu diusiaku yang beranjak dewasa, aku merasa bangga terhadap dirikuyang ceria, supel, riang, penuh canda dan memiliki keindahan yang ada di dalam diriku. Tidak jarang aku berkumpul dan berjalan-jalan dengan kenalan baru, untuk saling mengetahui hal-hal yang baru. Aku di sekolah memiliki teman yang cantik dan seksi, sebut saja namanya Rina, tetapi diriku memiliki lebih dari apa yang dimilikinya. Temanku memiliki tubuh yang ideal, tinggi diatas 165 cm, berat 40 kg lebih, kulit putih mulus, bokong yang padat, dan yang paling kami banggakan adalah keindahan kedua buah dada yang kami miliki (34B lebih ukurannya), terkadang kami suka memakai pakaian yang pedek dan ketat untuk dapat memamerkan apa yang kami miliki, dan tentu sajaindahnya tubuh kami sering dipuji. Bangga rasanya dapat menarik perhatian orang, yang terkadang tidak berkedip melihatku.Sebut saja namaku Yulia, aku sangat akrab dan saling berbagi dengan temanku ini, walaupun itu hal yang kecil dan sepele. Di sekolah dan sepulang sekolah, rasanya seperti perangko saja, jarang berjauhan dan selalu terlihat bersama, dan tidak jarang kamimenginap bergantian. Kalau sedang berdua, kami sering membandingkan sosok tubuh kami, apa yang kurang dan apayang lebih. Kami membandingkantubuh dengan berbagai macam jenis pakaian, dari yang dapat memperlihatkan indahnya tubuhdan pakaian yang benar-benar tertutup.Dia sering bercerita apa yang sering dilakukannya dengan pacarnya, sampai ke hal-hal yang disukainya. Saat kami duduk berdua, dia menceritakan bagaimana dia merawat dadanya, dia mengajarkan bagaimana menghindari penyakit kanker payudara. Rina mengajarkan cara memijat dan lain-lain. Dia mengatakan kalau wanita menyusui sangat minim untuk terkena kanker. Dengan berbisik, Rina mengatakan kepadaku cara menjaganya dengan cara lain, tetapi lebih suka bila dibantu.
Dia berbisik lagi, “Dibantu dengan pacarku.”
Lalu kubertanya, “Bagaimana..?”
“Sepeti ini (tanganya lalu meremas-remas dadanya) dan kadang dihisap, awalnya aku risih, tapi karena aku suka, jadiaku menyenanginya (pacarnya dan caranya).”
“Aku bingung.., seperti apa sih..?” jawabku.
“Bodoh kamu..!” kata Rina, lalu dia melepaskan pakaiannya dan memang bentuknya indah, aku saja terkagum-kagum, apa lagi pacarnya, buah dadanya mulus dan terlihat padat.
Lalu dia melepaskan BH yang menutupi keindahan dadanya. Kedua dada yang padat dan kedua puting yang merah terlihat lembut. Lalu tanganya meraba-raba, meremas-remas kedua puting yang terlihat bulat, akhirnya kedua puting payudara itu mengeras dan kedua dadanya tegang.
“Seperti ini…” katanya.
Dan dia memainkan puting yangmerah itu sambil berkata, “Dia menghisap ini dengan nafsu, dan lembut juga lidahnya memainkan ini, nikmat loh..!”
“Apa nikmatnya..?” kataku.
Lalu dia menghampiriku dan tanganya meraba dadaku (yangukurannya lebih besar dari miliknya), “Seperti ini loh Non.., dadamu boleh juga ya..?” kata Rina sambil tersenyum dengan peragaan kedua tangannya.Rasanya aku tidak menyuka halseperti ini, tetapi perlahan-lahan aku rasakan nikmat.
“Awalnya risih, tapi lama-lama rasanya lumayan, enak juga..!” kataku.
Kemudian kulihat tatapan matanya ke wajahku, rasa inginberbagi pengalamannya terlihat.
“Bolehkan kubagi pengalamanku..?” sahut Rina dengan rasa penasaran, “Biar kamu tau yang kunikmati dari pacarku..” sambungnya dengan rasa ingin memberitahunya yang tinggi.
Aku berpikir dan rasanya penasaran juga, “Seperti apa sih..?” tanyaku dengan sikapku yang ingin mengetahui lebih lagi.Lalu Rina meremas, dan kemudian mengangkat kaosku, sehingga BH-ku yang berenda dan berwarna krem dapat ditonton.Rina melihat dan memujiku, “Kalau kamu punya pacar pasti suka dengan yang satu ini.. (dada berukuran 36 yang putihdan mulus)”
Dia pun melepaskan kedua kaitan bra-ku, bra yang tadinya menutup dengan sesak kedua buah dadaku, akhirnya diangkat bersama kaosku, sehingga tiada sehelai kain pun menutupi dadaku yang tertutup sesak, dan seakan dadaku sekarang lepas dan terlihat mengembang. Memang ukuran yang aslinya lebih besardari bra yang kupakai.
Lalu tangan Rina merangkulku, tangannya meraba-raba dadaku sambil berkata, “Kayak ini loh non..” Kemudian dia memainkan putingku, wajahnya menghampiri dadaku yang satunya, lalu bibirnya mulai mencium putingku. Setelah beberapa lama, kurasakan sesuatu yang nikmat.
“Nikmat Rin…” sahutku kepada Rina.
“Lanjut ya..?” sahut Rina sambil mulutnya melanjutkan tugasnya.Putingku yang merah dan mengeras akhirnya masuk ke dalam mulut Rina. Kurasakan kelembutan dan kenikmatan, sehingga rasanya tubuh ini pasrah untuk dinikmatinya. Dadaku pun mengeras, kurasakan titik kenikmatan dari putingku yang menyebar dan mengalir ke seluruh tubuhku. Sesaat kurasakan kenikmatan itu mengalir ke bagian tengah tubuhku, tepatnya diantara kedua paha tepat di bawah perut yang tertutup bulu-bulu hitamku yang lembut. Rasanya terbang tinggi tanpa sadar. Aku merasakan puncak pertamaku, walau itu hanya dari cumbuan. Rasanya ingin terulang kembali.
“Terima kasih ya..!” kuucapkan kepada Rina.
“Senang rasanya dapat berbagidan memberi tau kamu..” ucap Rina.
Lalu kami mengenakan pakaian lagi.Hari pun terus berganti, Rina terus membagi pengalamannya kepadaku. Dia terus mengajariku banyak hal. Pernahdia bercerita tentang hal yang tidak pernah lepas disaat dia bersama pacarnya, yaitu berciuman. Dia bercerita kalau pacarnya sekarang bukan yangpertama, dia sudah mengenal beberapa bibir yang membuat kenangan padanya.
“Apa nikmatnya kissing.., kenapa kamu suka..?” sahutku ke Rina dengan rasa penasaranku.
“Makanya pacaran biar tahu, kamu mau tau..?” jawab Rina.
“Sebenarnya udah banyak cowok yang ngajak pacaran, tapi aku belum mau aja..!” balasku.Aku terus mengungkapkan rasapenasaranku ke Rina, Rina pun memberi respon, dan dia berkata, “Kamu mau kalo aku kasih tau, aku praktekin..?” katanya sambil bercanda.“Mau Rin, kamu bisa..?” jawabkuserius.
“Bisa.., ehm… cuma kissing kamu aja kan..?” jawab Rina yang terlihat bingung.
Aku bingung campur penasaran,lalu kujawab, “Aku ingin tau Rin.”
Lalu Rina mendekatiku, dia menghampiri wajahku, bibirnya perlahan menghampri bibirku. Aku merasa janggal, gemetar, tegang campur macam-macam perasaan. Perlahan-lahan memangnya aksinya, dan akhirnya bibirku tersentuh bibir Rina, kurasakan lembut dan nikmatnya sentuhan bibir Rina, dan itulah yang pasti disukai pacarnya. Lalu Rina melepas kecupan bibirnya, aku hanya terdiam dan tidak mengerti harus berbuat apa.
“Bibir kamu lembut, kalo kamu pacaran pasti cowok kamu ketagihan…” sahut Rina.
“Masa..?” jawabku.
“Kamu mau tau banyak tentang kisssing..? Aku ajarin deh..!” kata Rina mulai agak bersemangat.
Dengan rasa masih penasaran, aku mulai menanggapi tawaran Rina, dan kujawab, “Aku ingin tau banyak.., ajarin aku dong..!” Lalu Rina bercerita panjang lebar tentang pengalaman kissing-nya dengan tahap demi tahap, dan lalu kami mempraktekannya. Entah mungkin karena kami berteman dan sama-sama sejenis, mungkin kami tahu dan mengerti apa yang harus dilakukan untuk berbagi kenikmatan. Akhirya kami sama-sama merangsang seluruhtubuh kami, ah.. nikmatnya tiada tara.
Kami terus berbagi dan mengulanginya dari hari ke hari,tetapi itu hanya terbatas karena kami sama-sama sejenis,dan tidak ada rasa suka, yang ada hanya kenikmatan. Waktu pulang sekolah, aku tidak dapatpulang bersama Rina, karena dia sudah diajak pacarnya. Aku pun pulang bersama teman yang lain. Sesaat ditengah perjalanan pulang rasanya aku ingin main dan menginap di rumah Rina saja. Akhirnya aku menuju ke rumah Rina.Saat aku sampai dan pintu rumahnya ternyata terkunci, aku pun masuk dengan kunci cadangan pemberian Rina. Rumahnya tenyata sepi, kukira dia ada di rumah. Sekilas aku mendengar suara Rina (entah seperti apa suaranya, hanya terdengar samar) di dalam kamar. Akhirnya kamar Rina kuhampiri. Kubuka perlahan pintunya supaya dia tidak kaget. Astaga, alangkah kagetnya aku, kulihat Rina sedang berdua dengan pacarnya tanpa sehelai pakaian di badannya (kecuali pacarnya).
Untung pintu terbuka sedikit sekali, aku hanya dapat mengintip. Aku hanya terdiam menatap Rina dengan pacarnya,maklum baru kali ini aku melihatinsan berduaan dengan gairah seperti itu.Awalnya mereka berciuman, lalumeraba-raba, dan yang dilakukan Rina dengan dadaku sama seperti yang dilalukan pacarnya, meraba, meremas, menghisap dan begitulah. Kulihat Rina menikmati dan terlihat pasrah untuk dinikmati.
Tubuhnya pasrah, wajahnya terlihat melayang seperti aku waktu itu, tetapi tidak sehebataku terbangnya. Aku heran melihat pacarnya yang tidak hanya mencumbu dada Rina, tetapi juga mencumbu belahan yang juga kumiliki yang ada di antara kedua paha. Rina pun kulihat melayang, dan sesaat kemudian dia mengeluarkan suara desahan yang kuat, aku pun samar-samar merasakannya juga.
“Ah, nikmatkah rasanya, seperti apakah nikmatnya..?” pikirku dalam hati.
Sesaat kulihat beberapa jari tangan pacar Rina keluar-masuk di antara paha Rina yang tertutup bulunya. Kulihat kaki Rina melebar, seakan-akan serakah mengambil tempat. Tidak beberapa lama Rina terbangun dan memberi isyaratsupaya pacarnya mendekatkan pinggangnya ke arah wajah Rina. Lalu kulihat Rina melepaskan celana pacarnya, aku heran melihat tonjolan di celana pacarnya. Seperti apakah tonjolan di balik celana dalam itu. Rina mengelus dan mencium tonjolan itu, aku berpikir sambil heran seperti inikah caranya pacaran. Tanpa basa-basi lagi Rina menarik dan melepaskan celana serta CD pacarnya.
“Ah, seperti itukah tonjolan yang selama ini yang samar-samar kuketahui..?” kataku dalam hati.
Aku hanya dapat melihat dengan terpana dan heran, tetapi sesaat kurasakan aku menyukainya juga.
“Kapankah aku dapat mengetahuinya lebih jelas..?” kataku lagi dalam hati sambil berusaha membayangkannya.
Rina mendekap tonjolan itu dengan jemarinya. Kelima jari Rina kemudian mengusap-usap milik pacarnya dengan nikmatnya. Kulihat pacar Rina menegang. Tidak lama kemudianwajah Rina menghampiri tonjolan yang didekap dan dielus-elus jemarinya itu. Lalu bibirnya pun terbuka seperti goa, lidahnya keluar dan menjilat tonjolan yang pucuknya seperti jamur itu. Kulihat lidah Rina menyentuh dengan nikmatnya, dan bibirnyamulai terbuka lebar lagi. Milik pacarnya pun masuk ke dalam goa itu (mulut Rina) sampai dalam. Kulihat Rina memejamkanmata dengan perlahan sambil menikmati yang masuk ke dalammulutnya. Mulut Rina dan bibirnya terlihat seperti menghisap permen dengan nikmatnya.
“Ah, kurasakan nikmat lembutnya bibir dan lidah Rina waktu di dadaku, pasti pacarnya menikmatinya seperti yang kurasakan di dadaku.” kataku dalam hati.
Milik pacarnya terlihat hampir keluar, dan akhirnya tertelan lagi di mulut Rina yang lembut. Mulut dan kepala Rina bergerakterus dengan nikmatnya. Kulihat adegan berikutnya, setelah masuk dan dinikmati mulutnya, kulihat Rina menarik milik pacarnya dengan perlahan(sambil merebahkan badan, kakinya seperti membuka stand) ke arah tepat di bawah perut, di antara kedua paha Rina. Dibalik bulu Rina yang halus dan hitam, kulihat dari jauh itulah yang dituju milik pacarnya yang perlahan seakanhilang dan bersembunyi di tubuh Rina. Kulihat mereka berdua tegang, lalu milik pacarnya hadir dan terlihat lagi, kemudian masuk dan terusmenerus seperti itu. Dan perlahan-lahan bergerak cepat.
Suara Rina yang mendesah halus seakan perlahan-lahan dibesarkan volumenya sampai besar.
Cukup lama aku mengintip mereka berdua dengan perasaan heran dan ingin tahu. Beberapa waktu kemudian, milik pacarnya ditarik keluar dari tubuhnya, dan kulihat dia menegang. Rina terbangun dari terbangnya, dan kulihat wajahnya menghampiri milik pacarnya. Sesaat entah apa yang keluar dari milik pacarnya dan terbang ke arah mulut Rinayang terbuka. Kulihat pacarnyamerasakan kenikmatan, tampaknya Rina terlihat tidak puas dengan sesuatu yang terbang masuk ke mulutnya, lalu dia terlihat kembali menghisap milik pacarnya sampai air yang keluar itu habistertelan mulutnya.
Setelah itu mereka beristirahat, dan setelah beberapa lama pacarnya bergegas pergi dari rumah Rina. Saat itu pun aku bergegas bersembunyi di lantai atas rumah Rina. Terlihat dia naik ke lantai atas untuk mengambil sesuatu. Dia kaget, ternyata aku ada di atas dan bersembunyi, aku pun kaget sambil tersenyum.
“Sudah dari kapan kamu datang..?” tanya Rina.
“Udah lama…” jawabku.
Lalu dia mengajakku turun setelah mengambil yang dicarinya. Dia mengajakku ke kamarnya, dan lalu kami bercerita panjang lebar.
“Apa kamu liat pacarku tadi disini..?” tanya Rina.
“Aku tidak sekedar ngelihat pacar kamu, tapi juga melihat kalian berdua..” jawabku.
“Jadi kamu melihat kami..?” kata Rina sambil penasaran.
“Emang, aku penasaran dan ingin tau, jadi maaf ya Rin..?” jawabku.
“Tapi ini rahasia kita ya..?” sahut Rina.
“Kita kan teman, ya saling menjaga dan berbagi. Seperti apa sih Rin rasanya, kamu ngerti ngelakuinnya ya..!” kataku kemudian sambil bercanda.
“Kamu mo tau ya..? Enak.., aku suka, aku butuh, ini bukan yang pertama Yul, sebenarnya sudah sering aku ngelakuinnya, tapi ini yang pertama di rumahku. Aku sering ngelakuin di rumah pacarku, rumahnya sepi, tapi sebenarnya bukan sama dia ajaloh hubungan ini kulakuin. Kadang aku sama mantan masih berhubungan, soalnya kita masih ada rasa suka. Tapi kita udah punya masing-masing, mantanku ada dua. Dan aku pernah berhubungan bertiga, kita sama-sama butuh dan puas, dan kita sama-sama jaga rahasia, kecuali aku ke kamu. Kalo kamu pengen tau tentang gituan, nanti kujelasin banyak deh, kita kan temen…” ucap Rina dengan panjang lebar.
“Aku jadi pengen, boleh liat lagi nggak..?” sahutku sambil bercanda.
“Besok-besok kalo pengen tau kamu bisa ngintip kami kok..!” dijawab Rina dengan serius.
Ternyata Rina menepati janjinya. Aku dapat melihat dia berhubungan saat di rumahnya. Lama-lama kupikir aku juga suka. Kayaknya aku juga menginginkannya. Selesai.
0 comments:
Post a Comment